Senin, 24 Mei 2010

Penghapus Elektrik

penemuan adalah suatu bentuk, komposisi materi, peranti, atau proses yang baru. Sebagian penemuan didasarkan pada bentuk-bentuk, komposisi, proses, atau gagasan-gagasan yang sudah ada sebelumnya. Yang lainnya adalah terobosan-terobosan radikal yang mungkin memperluas bagas-batas pengetahuan atau pengalaman manusia.

Penemuan dapat pula berupa inovasi, dan dengan demikian menjadi suatu terobosan besar. Penemuan seperti ini mungkin memiliki dampak kecil atau sangat besar, atau di antara kedua ekstrem tersebut.

Ada pula “penemuan budaya” yaitu suatu rangkaian perilaku inovatif yang berguna yang diadopsi oleh orang-orang yang kemudian meneruskannya kepada orang lain atau generasi yang berikutnya.[1]

Sebuah penemuan yang baru dan mungkin tidak begitu jelas bagi orang-orang yang bukan pakarnya, dapat memperoleh perlindungan hukum dalam bentuk hak paten.

di sini saya akan menjelaskan tentang Penghapus Elektrik


Penghapus Elektrik sebenarnya alat sederhana ini sudah di temukan oleh seorang mahasiswa dari ITB , tapi di karyanya banyak yang belum sempurna salah satunya yaitu bahan yang digunakan banyak bahan yang digunakan masih jarang di masyarakat .

saya telah mengetahui tentang cara membuat penghapus elektrik ini Yang dilakukan pertama kali adalah mencari berbagai macam literatur tentang konsep motor penggerak . karena konsep motor penggerak ini sama dengan cara kerja dari penghapus elektrik yang ingin saya ciptakan ini

setelah saya menyesuaikan dengan seksama ternyata yang paling cocok yaitu dengan menggunakan motor penggerak power window mobil sebagai komponen utama.

ya hanya ini yang saya bisa kerjakan dalam proyek ini karena pengetahuan saya tentang elektro masih kurang mendalam . tapi saya akan tetap berusaha untuk membuat rancangan yang dapat di nikmati oleh orang indonesia

Nama : Mahdian Riza A
KLS/ABSEN : VIII-2 / 11

Senin, 19 April 2010

2009-2010 Division Regular Season Standings


Eastern Conference
Atlantic W L PCT GB CONF DIV HOME ROAD L 10 STREAK
Boston4a 50 32 0.610 0.0 33-19 13-3 24-17 26-15 3-7 L 2
Torontoo 40 42 0.488 10.0 29-23 11-5 25-16 15-26 5-5 W 2
New Yorko 29 53 0.354 21.0 20-32 6-10 18-23 11-30 3-7 L 1
Philadelphiao 27 55 0.329 23.0 14-38 7-9 12-29 15-26 2-8 L 2
New Jerseyo 12 70 0.146 38.0 8-44 3-13 8-33 4-37 3-7 L 3
Central W L PCT GB CONF DIV HOME ROAD L 10 STREAK
Cleveland1e 61 21 0.744 0.0 38-14 12-4 35-6 26-15 4-6 L 4
Milwaukee6x 46 36 0.561 15.0 31-21 10-6 28-13 18-23 6-4 W 1
Chicago8x 41 41 0.500 20.0 28-24 10-6 24-17 17-24 7-3 W 3
Indianao 32 50 0.390 29.0 23-29 6-10 23-18 9-32 6-4 L 2
Detroito 27 55 0.329 34.0 18-34 2-14 17-24 10-31 4-6 W 1
Southeast W L PCT GB CONF DIV HOME ROAD L 10 STREAK
Orlando2se 59 23 0.720 0.0 39-13 10-6 34-7 25-16 9-1 W 6
Atlanta3x 53 29 0.646 6.0 32-20 8-8 34-7 19-22 7-3 W 4
Miami5x 47 35 0.573 12.0 32-20 9-7 24-17 23-18 9-1 W 3
Charlotte7x 44 38 0.537 15.0 27-25 10-6 31-10 13-28 6-4 L 1
Washingtono 26 56 0.317 33.0 18-34 3-13 15-26 11-30 5-5 W 1
Western Conference
Northwest W L PCT GB CONF DIV HOME ROAD L 10 STREAK
Denver4nw 53 29 0.646 0.0 34-18 12-4 34-7 19-22 6-4 L 1
Utah5x 53 29 0.646 0.0 31-21 8-8 32-9 21-20 6-4 L 1
Portland6x 50 32 0.610 3.0 33-19 8-8 26-15 24-17 7-3 L 1
Oklahoma City8x 50 32 0.610 3.0 28-24 9-7 27-14 23-18 6-4 W 1
Minnesotao 15 67 0.183 38.0 8-44 3-13 10-31 5-36 1-9 L 7
Pacific W L PCT GB CONF DIV HOME ROAD L 10 STREAK
L.A. Lakers1w 57 25 0.695 0.0 35-17 13-3 34-7 23-18 4-6 L 1
Phoenix3x 54 28 0.659 3.0 35-17 12-4 32-9 22-19 8-2 W 3
L.A. Clipperso 29 53 0.354 28.0 15-37 5-11 21-20 8-33 2-8 W 1
Golden Stateo 26 56 0.317 31.0 15-37 5-11 18-23 8-33 6-4 W 1
Sacramentoo 25 57 0.305 32.0 16-36 5-11 18-23 7-34 1-9 L 3
Southwest W L PCT GB CONF DIV HOME ROAD L 10 STREAK
Dallas2sw 55 27 0.671 0.0 33-19 10-6 28-13 27-14 8-2 W 5
San Antonio7x 50 32 0.610 5.0 31-21 9-7 29-12 21-20 6-4 L 1
Houstono 42 40 0.512 13.0 28-24 9-7 23-18 19-22 6-4 L 1
Memphiso 40 42 0.488 15.0 22-30 5-11 23-18 17-24 2-8 L 3
New Orleanso 37 45 0.451 18.0 26-26 7-9 24-17 13-28 3-7 W 2

kareem abdul jabbar .. sie lompat raja basket

Islam adalah anugerah yang tinggi dalam menunjukkan jalan kebenaran umat manusia. Sosok Kareem Abdul Jabbar diakui banyak pemain basket sebagai salah satu pemain basket terbesar sepanjang masa. Shooting, Slam dunk, rebound, block , maupun aksi lainnya, sangat memukau. Tak jarang, lawannya dibuat kesulitan untuk membendung agresivitas pemain bertinggi badan 2,18 meter ini.
Dengan dukungan postur tubuhnya yang sangat tinggi, Kareem Abdul Jabbar sering kali melakukan aksi yang brilian. Lompatannya sering mengundang kagum para penonton maupun tim lawan. Atas aksi dan kesuksesannya membawa klubnya meraih tangga juara, Kareem Abdul Jabbar pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik di kompetisi liga bola basket Amerika Serikat (NBA Most Valuable Player ). Predikat itu diraihnya sebanyak enam kali.

Selama bermain di ajang NBA, ia berhasil membukukan rekor sebagai pencetak angka tertinggi sepanjang masa dengan 38.387 poin. Karenanya, ia mendapat julukan 'Raja Bola Basket'. Dan berkat prestasinya ini, 19 kali ia terpilih untuk memperkuat tim NBA All-Star.

Karier pria kelahiran New York City, 16 April 1947, di ajang bola basket Amerika dimulai ketika bermain untuk tim bola basket kampus, Universitas California, Los Angeles (UCLA). Aksi-aksinya di tim UCLA, mendapat perhatian serius para pelatih basket Amerika Serikat saat itu.

Dan tahun 1969, ia mendapat tawaran bermain di level kompetisi basket tertinggi di Amerika Serikat (NBA) dengan bergabung bersama klub Milwaukee Bucks. Di klub barunya ini, ia turut memberi andil besar dengan merebut juara NBA tahun 1970-1971.

Pada 1975, ia bergabung dengan tim basket asal Kota Los Angeles, LA Lakers. Di klub inilah karier Kareem makin melesat. Ia berhasil membawa La Lakers merebut sejumlah gelar juara untuk klubnya. Di samping itu, ia juga berhasil merebut gelar pribadi, yakni sebagai pemain terbaik NBA. Di klub ini, ia bermain sejak 1975-1989.


Masuk Islam
Atas aksi-aksinya yang hebat itu, Kareem menjadi salah satu pemain andalan NBA All-Star dan Amerika Serikat dalam ajang Olimpiade. Ia juga menjadi pemain kebanggaan negeri Paman Sam tersebut. Tak hanya itu, ia juga merupakan pemain kebanggaan umat Islam di seluruh dunia.

Ya, pemain bernama lengkap Ferdinand Lewis Alcindor Junior (Jr) ini, adalah salah seorang atlet NBA pemeluk Islam. Ia mendeklarasikan diri sebagai seorang Muslim pada saat kariernya tengah menanjak.

Saat itu, seusai mempersembahkan gelar juara NBA untuk Milwaukee Bucks tahun 1971, dan pada saat yang sama merebut gelar pemain terbaik ( Most Valuable Player , MPV) dan 'Rookie of the Year' (Pendatang baru terbaik) di Liga NBA, Kareem menyatakan diri memeluk Islam. Perpindahan kepercayaan dari Katolik menjadi Muslim ini, dirasakannya sebagai sebuah lompatan tertinggi selama hidupnya.

Ayahnya, Ferdinand Lewis Alcindor Sr, dan ibunya, Cora Lilian, adalah seorang pemeluk Katolik. Karenanya, sejak kecil ia mendapatkan pendidikan di sekolah Katolik. Oleh kedua orang tuanya, ia dimasukkan ke Saint Jude School. Ketika duduk di bangku SMA, ia berhasil membawa tim basket sekolahnya menjuarai New York City Catholic Championship.

Perkenalan Kareem dengan ajaran Islam terjadi lewat salah seorang temannya yang bernama Hamaas Abdul Khaalis. Ia mengenal Hamaas melalui ayahnya. Seperti halnya sang ayah yang seorang musisi jazz, Hamaas juga pernah mengeluti musik jazz. Dia adalah mantan drumer jazz. Dari Hamaas inilah, kemudian Kareem belajar banyak mengenai Islam. Ia juga sempat berkenalan dengan Muhammad Ali (Cassius Clay) yang sudah menjadi Muslim.

Nama budak
Setelah banyak belajar Islam dari Hamaas, tekadnya untuk memeluk Islam pun semakin bulat. Atas ajakan Hamaas, ia kemudian mendatangi sebuah pusat kebudayaan Afrika di Harlem, di mana kaum Muslimin menempati lantai lima gedung itu. ''Saya pergi ke sana dengan mengenakan jubah Afrika yang berwarna-warni,'' terangnya.

Kepada seorang pemuda yang ditemuinya di pusat kebudayaan Afrika ini, ia mengutarakan niatnya untuk menjadi seorang Muslim. Di hadapan mereka, ia mengucapkan dua kalimat syahadat. Ketika pertama kali mengucapkan kalimat syahadat, mereka memanggilnya dengan Abdul Kareem.

Namun, Hamaas berkata, ''Anda lebih tepat sebagai Abdul-Jabbar.'' Sejak saat itu, bertepatan dengan tanggal 1 Mei 1971 atau sehari setelah Milwaukee Bucks memenangi kejuaraan NBA, ia memutuskan untuk mengganti namanya dari Ferdinand Lewis Alcindor Jr menjadi Kareem Abdul-Jabbar. Keputusan untuk mengganti nama tersebut, menurut Kareem, juga didorong keinginan untuk menguatkan identitasnya sebagai orang Afro-Amerika dan sebagai seorang Muslim.

''Saya tidak akan menggunakan nama Alcindor. Secara literal itu adalah nama budak. Ada seorang laki-laki bernama Alcindor yang membawa keluarga saya dari Afrika Barat ke kepulauan Dominika. Dari sana mereka pergi ke kepulauan Trinidad, sebagai budak, dan mereka mempertahankan namanya. Mereka adalah budak-budak Alcindor. Jadi, Alcindor adalah nama penyalur budak. Ayah saya melacak hal ini di tempat penyimpanan arsip,'' terangnya.

Sebagai anak satu-satunya, keputusan Kareem untuk memeluk Islam sempat membuat khawatir kedua orang tuanya. Namun, kekhawatiran tersebut berhasil ia tepis. ''Mereka tahu saya bersungguh-sungguh. Saya pindah agama bukan untuk ketenaran. Saya sudah menjadi diri saya sendiri, dan melakukan itu dengan cara saya sendiri, apa pun konsekuensinya.''

Baginya, Islam adalah anugerah dan hidayah Allah yang tertinggi dalam menunjukkan jalan kebenaran bagi umat manusia.

Rajin Belajar

Di sela-sela kesibukannya bermain basket, Kareem masih sempat meluangkan waktu untuk mendalami Islam. ''Saya beralih ke sumber segala ilmu. Saya mempelajari bahasa Arab. Saya mulai membaca Alquran dalam bahasa Arab. Saya dapat menerjemahkannya dengan bantuan kamus. Untuk menerjemahkan tiga kalimat saya membutuhkan waktu 10 jam, tetapi saya memahami apa yang dimaksudkan secara gramatikal,'' ujarnya.

Namun, diakui dia, cukup sulit baginya untuk bisa menunaikan kewajiban shalat lima kali setiap hari. Kesulitan untuk menjalankan shalat lima waktu ini, terutama dirasakan ketika ia sedang bermain. ''Saya terlalu capai untuk bangun melakukan shalat Subuh. Saya harus bermain basket pada waktu Maghrib dan Isya. Saya akan tertidur sepanjang siang di mana saya seharusnya melakukan shalat Zuhur. Begitulah, saya tidak pernah bisa menegakkan disiplin itu,'' paparnya.

Begitu juga tatkala bulan Ramadhan tiba. Aktivitasnya yang cukup padat di lapangan, terkadang memaksanya untuk membatalkan puasa. Untuk membayar utang puasanya ini, Kareem selalu mengeluarkan fidyah.

''Karena saya tidak dapat berpuasa di bulan Ramadhan, saya selalu memberi makan sebuah keluarga. Saya memberi sedekah. Saya memberi uang kepada rekan sesama Muslim dan mengatakan kepadanya untuk apa uang itu.'' Pada 1973, Kareem mengunjungi Makkah, dan menunaikan ibadah haji.

Pada 28 Juni 1989, setelah 20 tahun menjalani karier profesionalnya, Kareem memutuskan untuk berhenti dari ajang NBA. Sejak berhenti bermain, menurut Kareem, dirinya menjadi semakin baik dan dapat menjalankan semua kewajibannya sebagai seorang Muslim.

''Saya rasa saya harus beradaptasi untuk hidup di Amerika. Yang dapat saya harapkan hanyalah semoga pada Hari Akhir nanti Allah rida atas apa yang telah saya lakukan,'' tukasnya.

Antara Akting, Menulis, dan Melatih
Setelah pensiun bermain basket, berbagai tawaran datang kepadanya. Namun, bukan tawaran untuk melatih sebuah tim bola basket, melainkan tawaran untuk beradu akting di depan kamera. Dunia akting sebenarnya bukan merupakan hal yang baru bagi seorang Kareem Abdul-Jabbar. Ketika masih memperkuat LA Lakers, ia pernah bermain di film Game of Death yang dirilis tahun 1978. Di film laga ini, ia harus beradu akting dengan Bruce Lee. Tawaran untuk bermain kedua kalinya di film layar lebar datang di tahun 1980. Saat itu ia harus memerankan tokoh kopilot Roger Murdock dalam film komedi Airplane! .

Penampilan Kareem di layar televisi dan film tidak berhenti sampai di situ. Ia tercatat pernah bermain di sejumlah serial televisi di Amerika Serikat. Di antaranya adalah serial komedi situasi Full House, Living Single, Amin, Everybody Loves Raymond, Martin, Different Strokes, The Fresh Prince of Bel-Air, Scrubs , dan Emergency! . Dia juga muncul di film televisi Stepen King's The Stand dan Slam Dunk Ernest . Di serial Full House , ia harus beradu akting dengan anaknya sendiri, Adam.

Pada 1994, Kareem juga menjajal peruntungannya di balik layar dengan menjadi co-producer eksekutif dari film televisi The Vernon Johns Story . Kemudian pada 2006, ia tampil dalam acara The Colbert Report . Pada 2008 ia berperan sebagai seorang manajer panggung dalam Nazi Gold .

Di luar dunia akting, ternyata ayah dari Habiba, Sultana, Kareem Jr, Amir, dan Adam ini memiliki bakat yang lain, yakni dalam bidang tulis menulis. Selain dikenal sebagai pemain basket dan bintang film, Kareem juga dikenal sebagai seorang penulis buku. Ia sudah menulis sedikitnya tujuh buku yang kesemuanya best seller .

Buku-buku hasil karyanya, antara lain Giant Steps yang ditulisnya bersama Peter Knobler (1987), Kareem (1990), Selected from Giant Steps (1999), Black Profiles in Courage: A Legacy of African-American Achievement yang ditulisnya bersama Alan Steinberg (1996), A Season on the Reservation: My Sojourn with the White Mountain Apaches yang ditulisnya bersama Stephen Singular (2000), Brothers in Arms: The Epic Story of the 761st Tank Battalion dan WWII's Forgotten Heroes yang ditulisnya bersama Anthony Walton (2005), dan On the Shoulders of Giants: My Journey Through the Harlem Renaissance yang ditulisnya bersama Raymond Obstfeld (2007).

Kendati demikian, olahraga basket tidak bisa dipisahkan dari diri Kareem. Salah satu keinginan terbesarnya saat ini adalah bisa melatih salah satu klub NBA. Setelah memutuskan berhenti bermain, posisi tertinggi Kareem hanya sebagai asisten pelatih sejumlah klub NBA. Los Angeles Clippers dan Seattle SuperSonics menggunakan jasanya untuk melatih center muda Michael Olowokandi dan Jerome James.

Pada 2005, ia kembali ke Lakers sebagai asisten khusus pelatih kepala Phil Jackson. Tugasnya mengasah kemampuan center muda Lakers, Andrew Bynum. Ia dinilai berhasil dengan semakin meningkatnya performa Bynum. Musim lalu, Kareem berjasa mengantarkan Lakers juara NBA dengan kontribusi 14 poin dan delapan rebound per game .

Ia juga pernah menjadi pelatih kepala, tapi hanya di tim sekelas Oklahoma Storm. Tim ini bermain di United States Basketball League pada 2002, sebuah liga kelas bawah tempat para pemain mengasah kemampuan sebelum berkiprah di NBA atau liga-liga lain. dia/sya/taq



Biodata:
Nama Asli : Ferdinand Lewis Alcindor Jr
Nama Muslim : Kareem Abdul Jabbar
Masuk Islam : 1971
Lahir : New York City, 16 April 1947
Orang Tua : Ferdinand Lewis Alcindor Sr dan Cora Lilian
Klub Pertama : Tim Basket UCLA

Klub Profesional :
- Milwaukee Bucks (1969-1975)
- LA Lakers (1975-1989)

Penghargaan:
- Enam kali NBA MPV (1971-1972, 1974, 1976-1977, 1980)
- 19 kali menjadi tim NBA All Star (1970-1977 dan 1979-1989).
- Dua kali Finalis NBA MPV (1971, 1985)
- 10 kali All-NBA Team (1971-1973, 1974, 1976-1977, 1980-1981, 1984, 1986).
- Lima kali All-NBA Second Team (1970, 1978-1979, 1983, 1985).
- Lima kali NBA All-Defensive First Team (1974-1975, 1979-1981)
- Enam kali NBA All-Defensive Second Team (1970-1971, 1976-1978, 1984).
- NBA Rookie of The Year (1970)
- NBA All-Rookie Team (1970); dan banyak lagi

Prestasi:
- Juara NBA (1971) bersama Milwaukee Bucks
- Juara NBA (1980, 1982, 1985, 1987, 1988) bersama LA Lakers

Kamis, 18 Februari 2010

fans

Fans, not players, make historic All-Star Weekend possible


Posted Feb 15 2010 11:13AM

What game?

The labor negotiations that turned predictably chippy and the monstrous stadium in the western suburbs of Dallas with the 162-foot wide, 72-foot tall high-def video board -- one for the living-room wall, please -- were reduced to sub-plots in the All-Star weekend that wasn't about the All-Stars.

Never before has the extravaganza been such a people's game. Fan voting to pick the starters turned controversial and sparked a worthwhile debate about whether a popularity contest should so impact the mid-season showcase. That voting nearly cost a deserving player from the East a spot and nearly did the same in the West as frustration grew from some players and coaches. Then, Sunday became a historical main event that will forever be remembered for the facility and the record attendance of 108,173 inside Cowboys Stadium, not the 141-139 victory by the East.

To put it in perspective, the crowd was 30,584 more than had ever watched a basketball game in person, or more than the capacity of any building in the league, and 46,667 more than the previous NBA mark (set when Michael Jordan's Bulls played the Hawks in the Georgia Dome). Take that Bulls-Hawks moment in 1998, add in a large baseball crowd, and you have Sunday.

"I'm still a little bit stunned, to be honest," Mavericks owner Mark Cuban said.

He kept the proof, just in case. Cuban was given the turnstile count in red pen on a white sheet of note paper with NBA letterhead before stepping on the court during a break in play to announce the number to the crowd. He stood with Jerry Jones, the Cowboys owner.

Cuban paused for effect and called for a drum roll. He read the number, the crowd cheered being part of history, and then Cuban decided he didn't want to let go of history.

He kept the paper.

He folded it neatly and still had it in his back right pocket hours later, with plans to frame the note.

"It was a spectacle taken to the next level," Cuban said.

It was a number being knocked into the stratosphere is what it was.

"It's a game-changer for all future events," he said. "Everybody's always going to point to this and try to out-do it."

Good luck.

Each All-Star Weekend is a major draw, except for the chance to watch the players in action and hit the parties around town, and not necessarily in that order. This one seemed more about being part of the crowd at JerryWorld, this beast of a building. Being part of the crowd became an attraction, even if the guys on the Space Station were closer to the court than some of the people who bought upper-deck tickets.

People in the top couple levels Sunday basically paid to watch the game on the video board. They were at squinting distance, with little hope for most of making out a face and having to settle for, in some cases, being able to decipher a jersey number. But they were there. It was that kind of festival atmosphere.

"Some of those fans who were so far away from the floor, it's like they were in the greatest sports bar of all time," West starter Steve Nash said. "They had the best big screen, the beer was cold and they could hear the action, the crowd participation. I'm sure they had a blast here."

Power to the people. That had been in motion even before the turnstiles started to overheat Sunday, with the fan vote that made Allen Iverson an East starter in a down season and almost made the injured Tracy McGrady a West starter. The East situation was rectified when a family matter forced Iverson to withdraw and the Hawks' Joe Johnson started in his place, but not before some within the league were moved to suggest changing the system to reduce the customers' vote.

Commissioner David Stern said the league will review the process. But he also indicated change is unlikely, noting, "You know, I don't know how you would change it. I like the idea that the fans get a vote. I recognize that there are some -- quote -- injustices. But there are always players that drop out and the commissioner gets to add here or there, and things tend to wash out and come through in a very positive way. I think the rosters that we have and the players who are here are spectacular representatives of the skill and class that our league represents."

By the time it was over Sunday night, doubt was removed. Fans and the building ruled the moment, this special, unforgettable weekend in an All-Star gathering that wasn't about the All-Stars.

Selasa, 16 Februari 2010

nba terbaru

East Bekuk West di Depan 108 Ribu Pasang Mata
ARLINGTON - NBA All-Star 2010 men­capai klimaks. Kemarin WIB (15/2) All-Star Game yang menjadi suguhan utama rangkaian even selama tiga hari itu mencatatkan sejarah. Laga antara bintang tim timur (east) dengan tim barat (west) di Cowboys Sta­dium, Arlington, Texas, tersebut disaksikan langsung oleh 108.713 pasang mata.

Jumlah tersebut adalah yang terbesar dalam sejarah all-star yang kali petama dihelat pada 1951. Bahkan, laga yang dimenangi tim timur lewat skor 141-139 itu men­­jadi pertandingan basket dengan penonton langsung terbanyak dalam sejarah. Rekor tersebut langsung diberi sertifikat Guinness Book of Records.

Penonton basket melebihi angka 100 ribu itu adalah catatan yang luar biasa. Rekor pe­nonton terbanyak sebelumnya dibukukan lewat pertandingan basket mahasiswa antara Kentucky melawan Michigan State pada 13 Desember 2003, yakni 78.129 orang. Angka penonton terbesar berikutnya dibukukan oleh All-Star Game 1989, yakni mencapai 44.735 orang.

Pemecahan rekor itu diumumkan bersama oleh pemilik klub NBA Dallas Mavericks Mark Cuban dan pemilik Dallas Cowboys Jerry Jones pada akhir kuarter ketiga pertandingan. Jumlah penonton tersebut juga menjadi yang terbesar bagi stadion berkubah (dome) yang dibuka pada Mei 2009 itu.

Angka tersebut bahkan me­ngalahkan jumlah penonton pertandingan NFL yang pernah di­helat di stadion itu. Cowboys ditonton 105.121 fans di laga mu­sim reguler pertamanya me­lawan New York Giants pada September 2009. Kala itu angka tersebut tercatat sebagai rekor penonton terbanyak di pertandingan reguler NFL.

"Mendapatkan kesempatan untuk tampil di hadapan keriuhan penonton seperti itu, saya tahu bahwa saya bisa. Saya pernah me­lakukannya. Jadi, terlibat dalam pertunjukan seperti itu dan mendapatkan ke­menangan serta menjadi kunci permainan adalah sesuatu yang saya suka," ungkap Dwyane Wade, starter tim timur.

Wade dinobatkan sebagai peraih gelar MVP (Most Valuable Player) All-Star 2010. Guard Miami Heat itu mengemas poin terbanyak dalam laga tersebut, yakni 28 poin. Dia melengkapinya dengan sebelas assist dan enam rebound.

Pemain yang akrab di­panggil D-Wade itu mendapatkan sembilan di antara 12 suara untuk pe­nentuan MVP. Dia mengalahkan dua pemain tim timur lain, LeBron Ja­mes (dua) dan Chris Bosh (satu). Sambutan positif atas sukses D-Wade juga datang dari rekan sesama pemain.

"Saya gembira untuk Dwyane Wade. Semua telah dia dapat sepanjang ka­rirnya. Malam ini (kemarin, Red) dia mencapai puncaknya dan mendapatkan MVP," tambah Dwight Howard, center Orlando Magic.

"Itu merupakan even bersejarah. Hari ini (kemarin, Red) akan saya simpan dalam hati dan pikiran saya untuk waktu yang lama, Dallas, dan MVP," tegas D-Wade. (ady/ang)

Minggu, 14 Februari 2010

blog saya

Hae....... saya riza di sini saya membuat blog ini untuk mengetahui informasi tentang baket